Pemimpin ISIS 4 Tewas dalam Operasi Gabungan AS-Irak
Washington DC -Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan
empat pemimpin kelompok radikal Islamic State (ISIS) tewas di wilayah Irak
bagian barat bulan lalu, dalam operasi gabungan antara Washington dan Baghdad.
Salah satu yang tewas diidentifikasi sebagai kepala operasional ISIS di wilayah
Irak.
Komando Pusat AS atau CENTCOM dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu
(14/9/2024), menyebut operasi gabungan yang menewaskan empat pemimpin ISIS itu
dilakukan pada 29 Agustus lalu. Namun pengumuman soal kematian empat pemimpin
ISIS itu baru disampaikan pada Jumat (13/9).
"Operasi ini menargetkan para pemimpin ISIS dan dimaksudkan untuk
mengganggu dan melemahkan kemampuan ISIS dalam merencanakan, mengatur, dan
melancarkan serangan terhadap warga sipil Irak," sebut CENTCOM dalam
pernyataannya via media sosial X.
Disebutkan bahwa total 14 anggota ISIS tewas dalam operasi gabungan tersebut.
Lima tentara AS mengalami luka-luka, dengan dua tentara lainnya terluka ringan
karena terjatuh saat melakukan operasi itu.
Menurut CENTCOM, empat pemimpin ISIS yang tewas diidentifikasi sebagai Ahmad
al-Ihtawi yang merupakan pemimpin operasi ISIS di Irak, kemudian Abu Hammam
yang mengawasi operasi ISIS di Irak bagian barat, lalu Abu Ali al-Tunisi yang
mengelola pengembangan teknis ISIS, dan Shakir al-Issawi yang memimpin operasi
militer ISIS di Irak bagian barat.
"CENTCOM tetap berkomitmen terhadap kekalahan abadi ISIS, yang terus
mengancam Amerika Serikat, sekutu dan mitra kami, serta mengancam stabilitas
regional," tegas Komandan CENTCOM, Jenderal Michael Erik Kurilla, dalam
pernyataannya.
Operasi gabungan AS-Irak itu digelar saat pembicaraan sedang berlangsung antara
Washington dan Baghdad mengenai kehadiran pasukan koalisi anti-jihadis di
wilayah Irak. Meskipun otoritas Irak menetapkan tujuan untuk penarikan
sepenuhnya pasukan koalisi internasional pimpinan AS itu, namun belum ada
jadwal yang diumumkan kepada publik.
AS diketahui memiliki sekitar 2.500 tentara di wilayah Irak dan 900 tentara
lainnya di wilayah Suriah, yang semuanya merupakan bagian dari koalisi
internasional melawan ISIS.