Tegaskan PBB Tanam Bom di Pager-Walkie Talkie Langgar Hukum Internasional
New York -Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam
rentetan ledakan pager dan walkie-talkie yang menewaskan 37 orang di Lebanon
sebagai kejahatan perang. PBB memperingatkan bahwa menanam peledak di dalam
objek sipil, seperti perangkat komunikasi, melanggar hukum kemanusiaan
internasional.
Israel diduga kuat mendalangi ledakan massal yang melanda perangkat komunikasi
yang digunakan oleh anggota Hizbullah, kelompok yang bermarkas di Lebanon dan
didukung Iran, pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) waktu setempat.
Pager atau penyeranta dan walkie-talkie meledak ketika para penggunanya sedang
berbelanja di supermarket, sedang berjalan di jalanan, dan sedang menghadiri
pemakaman. Insiden ini memicu kepanikan dan membuat warga Lebanon dihantui
ketakutan.
Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar langsung soal insiden ledakan massal di
Lebanon itu.
"Hukum kemanusiaan internasional melarang penggunaan perangkat jebakan
dalam bentuk benda portabel yang tampaknya tidak berbahaya," tegas
Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, saat berbicara di
hadapan Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Sabtu Dewan Keamanan PBB
menggelar sesi darurat pada Jumat (20/9), yang diajukan oleh Aljazair, untuk
membahas situasi terkini di Lebanon.
"Melakukan kekerasan yang dimaksudkan untuk menyebarkan teror di kalangan
warga sipil merupakan kejahatan perang," ucap Turk memperingatkan.
sipil merupakan kejahatan perang," ucap Turk
memperingatkan.
Dia mengulangi kembali seruannya untuk dilakukannya
penyelidikan yang "independen, ketat dan transparan".
Otoritas Lebanon menyalahkan Israel atas rentetan ledakan massal di wilayahnya
itu, dan menyebut perangkat komunikasi itu dipasangi peledak sebelum memasuki
negaranya. Hizbullah telah bersumpah akan membalas Israel, dan telah
meluncurkan penyelidikan internal terhadap insiden tersebut.
"Saya terkejut dengan luasnya dan dampak dari serangan tersebut,"
ujar Turk dalam pernyataannya.
"Serangan-serangan ini mewakili perkembangan terbaru dalam peperangan, di
mana alat komunikasi menjadi senjata. Ini tidak boleh menjadi new normal,"
tegasnya.